Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Dua dua Januari
Kita berjanji
Coba saling mengerti
Apa di dalam hati
Dua dua Januari
Tidak sendiri
Aku berteman iblis
Yang baik hati
Jalan berdampingan
Tak pernah ada tujuan
Membelah malam
Mendung yang selalu datang
Kudekap erat
Kupandang senyummu
Dengan sorot mata yang keduanya buta
Lalu kubisikkan
Sebaris kata kata putus asa
Sebentar lagi hujan
Dua buku teori
Kau pinjamkan aku
Tebal tidak berdebu
Kubaca selalu
Empat lembar fotomu
Dalam lemari kayu
Kupandang dan kujaga
Sampai kita jemu
Hatta
Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Tuhan terlalu cepat semua
Kau panggil satu satunya yang tersisa
Proklamator tercinta
Jujur lugu dan bijaksana
Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa
Rakyat Indonesia
Hujan air mata dari pelosok negeri
Saat melepas engkau pergi
Berjuta kepala tertunduk haru
Terlintas nama seorang sahabat
Yang tak lepas dari namamu
Terbayang baktimu
Terbayang jasamu
Terbayang jelas jiwa sederhanamu
Bernisan bangga
Berkafan doa
Dari kami yang merindukan orang
Sepertimu
Bangunlah Putra Putri Pertiwi
Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Sinar matamu tajam namun ragu
Kokoh sayapmu semua tahu
Tegap tubuhmu tak kan tergoyahkan
Kuat jarimu kala mencengkeram
Bermacam suku yang berbeda
Bersatu dalam cengkerammu
Angin genit mengelus merah putihku
Yang berkibar sedikit malu malu
Merah membara tertanam wibawa
Putihmu suci penuh karisma
Pulau pulau yang berbencar
Bersatu dalam kibarmu
Terbanglah garudaku
Singkirkan kutu kutu di sayapmu
Berkibarlah benderaku
Singkirkan benalu di tiangmu
Hei jangan ragu dan jangan malu
Tunjukkan pada dunia
Bahwa sebenarnya kita mampu
Mentari pagi sudah membumbung tinggi
Bangunlah putra putri ibu pertiwi
Mari mandi dan gosok gigi
Setelah itu kita berjanji
Tadi pagi esok hari atau lusa nanti
Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan pancasila itu
Bukanlah rumus kode buntut
Yang hanya berisi harapan
Yang hanya berisi khayalan
Doa Pengobral Dosa
Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Disudut dekat gerbong
Yang tak terpakai
Perempuan ber make up tebal
Dengan rokok ditangan
Menunggu tamunya datang
Terpisah dari ramai
Berteman nyamuk nakal
Dan segumpal harapan
Kapankah datang
Tuan berkantong tebal
Habis berbatang batang
Tuan belum datang
Dalam hati
Resah menjerit bimbang
Apakah esok hari
Anak anakku dapat makan
Oh Tuhan beri
Setetes rezeki
Dalam hati yang bimbang berdoa
Beri terang jalan anak hamba
Kabulkanlah Tuhan
Puing I
Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Puing berserakan disegenap penjuru
Bekas pertempuran
Bau amis darah sisa asap mesiu
Sesak napasku
Mayat mayat bergeletakan
Tak terkubur dengan layak
Dan burung burung bangkai
Menatap liar
Dan burung burung bangkai
Berdansa senang
Diujung sana banyak orang kelaparan
Diujung lainnya wabah busung menyerang
Disudut sana banyak orang kehilangan
Disudut lainnya bayi bertanya bimbang
Mama kapan ayah pulang?
Mama sebab apa perang?
Mayat mayat bergeletakan
Tak terkubur dengan layak
Dan burung burung bangkai
Menatap liar
Dan burung burung bangkai
Berdansa senang
Banyak jatuh korban
Dari mereka
Yang tak mengerti apa apa
Suara tangis terdengar dari bekas reruntuhan
Seorang ibu muda yang baru melahirkan
Lama meratapi sesosok tubuh mayat suaminya
Dan burung burung bangkai
Menatap liar
Dan burung burung bangkai
Berdansa senang
Tinggi peradaban teknologi berkembang
Senjata hebat terciptakan
Sarana pembantaian semakin bisa diwujudkan
Oh mengerikan
Berhentilah jangan salah gunakan
Kehebatan ilmu pengetahuan
Untuk menghancurkan
Dan burung burung bangkai
Menatap liar
Dan burung burung bangkai
Berdansa senang
Ambulance Zig Zag
Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Deru ambulance
Memasuki pelataran rumah sakit
Yang putih berkilau
Di dalam ambulance tersebut
Tergolek sosok tubuh gemuk
Bergelimang perhiasan
Nyonya kaya pingsan
Mendengar kabar
Putranya kecelakaan
Dan para medis
Berdatangan kerja cepat
Lalu langsung membawa korban menuju ruang periksa
Tanpa basa basi
Ini mungkin sudah terbiasa
Tak lama berselang
Supir helicak datang
Masuk membawa korban yang berkain sarung
Seluruh badannya melepuh
Akibat pangkalan bensin ecerannya
Meledak
Suster cantik datang
Mau menanyakan
Dia menanyakan data si korban
Di jawab dengan
Jerit kesakitan
Suster menyarankan bayar ongkos pengobatan
Ai sungguh sayang korban tak bawa uang
Suster cantik ngotot
Lalu melotot
Dan berkata “Silahkan bapak tunggu di muka!”
Hai modar aku
Hai modar aku
Jerit si pasien merasa kesakitan
Hai modar aku
Hai modar aku
Jerit si pasien merasa diremehkan
Si Tua Sais Pedati
Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Bergerak perlahan dengan pasti
Di jalan datar yang berlumpur
Sesekali terdengar geletar cemeti
Diiringi teriakan lantang
Si tua sais pedati
Gerak pedati sebentar berhenti
Tampak si tua sais pedati
Mulai membuka bungkusan nasi
Yang dibekali
Sang istri
Gerak pedati lalu jalan lagi
Singgah disetiap desa
Tanpa ragu ragu tanpa malu malu
Napas segar terhembus dari sepasang lembu
Yang tak pernah merasakan sesak polusi
Dia tak pernah memerlukan
Dia tak pernah membutuhkan
Solar dan ganti oli bensin dan ganti busi
Apalagi charge aki
Dia tak pernah kebingungan
Dia tak pernah ketakutan
Akan kata orang tentang gawatnya
Krisis energi
Gerak pedati dan lenguh lembu
Seember rumput dan geletar cemeti
Seakan suara adzan yang dikasetkan
Sementara itu sang bilal (gawat)
Pulas mendengkur
Sarjana Muda
Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Berjalan seorang pria muda
Dengan jaket lusuh dipundaknya
Disela bibir tampak mengering
Terselip sebatang rumput liar
Jelas menatap awan berarak
Wajah murung semakin terlihat
Dengan langkah gontai tak terarah
Keringat bercampur debu jalanan
Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Mengandalkan ijazahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
Tuk jaminan masa depan
Langkah kakimu terhenti
Didepan halaman sebuah jawatan
Terjenuh lesu engkau melangkah
Dari pintu kantor yang diharapkan
Terngiang kata tiada lowongan
Untuk kerja yang didambakan
Tak perduli berusaha lagi
Namun kata sama kau dapatkan
Jelas menatap awan berarak
Wajah murung semakin terlihat
Engkau sarjana muda
Resah tak dapat kerja
Tak berguna ijazahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
Sia sia semuanya
Setengah putus asa dia berucap... maaf ibu...
Guru Umar Bakri
Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Tas hitam dari kulit buaya
Selamat pagi berkata bapak Umar Bakri
Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali
Tas hitam dari kulit buaya
Mari kita pergi memberi pelajaran ilmu pasti
Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu
Laju sepeda kumbang dijalan berlubang
Selalu begitu dari dulu waktu jaman Jepang
Terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang
Banyak polisi bawa senjata berwajah garang
Bapak Umar Bakri kaget apa gerangan?
“Berkelahi pak!” jawab murid seperti jagoan
Bapak Umar Bakri takut bukan kepalang
Itu sepeda butut dikebut lalu cabut kalang kabut (Bakri kentut)
cepat pulang
Busyet... standing dan terbang
Umar Bakri Umar Bakri
Pegawai negeri
Umar Bakri Umar Bakri
Empat puluh tahun mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati
Umar Bakri Umar Bakri
Banyak ciptakan menteri
Umar Bakri
Profesor dokter insinyurpun jadi
(Bikin otak orang seperti otak Habibie)
Tapi mengapa gaji guru Umar Bakri
Seperti dikebiri
Bakri Bakri
Kasihan amat loe jadi orang
Gawat
Yang Terlupakan
Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981 & Album Mata Dewa 1989 )
Denting piano kala jemari menari
Nada merambat pelan dikesunyian malam
Saat datang rintik hujan bersama sebuah bayang
Yang pernah terlupakan
Hati kecil berbisik untuk kembali padanya
Seribu kata menggoda seribu sesal didepan mata
Seperti menjelma waktu aku tertawa
Kala memberimu dosa
Oh maafkanlah
Oh maafkanlah
Rasa sesal didasar hati diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ku mencoba tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti,....
Selengkapnya...
Jumat, 20 Mei 2011
album "sarjana muda"
album "kantata samsara"
Samsara
Iwan Fals, Djody & Jabo (Album Kantata Samsara 1998)
"Ooh Tentreming ati Tentreming donya Ooh"
Bila ruang waktu berbenturan
Bila bintang diganti satelit
Manusia bunuh jarak
Evolusi kehidupan
Makin jelas
Bila hidup butakan budaya
Bila anarki membara rakyat merana
Daulat daya hidup jadi semu
Demokrasi bibir jalanan
Bukan penyelesaian
Keadilan
Kehidupan
Ditegakkan
Kebersamaan
Kemakmuran
Dilautkan
Apakah masih ada angin cinta kebersamaan ?
Gerhana meratap jiwa membara
Kesatuan berbangsa digemakan
Samsara
Galileo
Samsara
Galileo
Samsara
Angin berputar putar ditengah matahari
Bila anarki dan emosi bernyanyi
Kepalsuan membudaya
Merobohkan masa depan
Tergilas kehidupan melanium
Emosi membara
Anarki menyala
Serakah membara
Membuahkan kesenjangan
Oligarki
Monopoli
Daya mati
Demokrasi
Ekonomi
Daya hidup
"Singgah singgah kala singgah
Pan suminggah
Durga kala sumingkira
Singa sirah singa suku
Singa tan kasat mata
Singa tenggak singa
Wulu singa bahu
Kabeh pada sumingkira
Balia mring asal neki"
For Green And Peace
Djody, Doddy & Jabo (Album Kantata Samsara 1998)
I am jealous of the moonshine
I am jealous of the sun's rays
Oh sun the sun above
You are the soul of life
Moon full moon above
Your light in this darkening the world
In the eyes for peace and tranquility
Water of love
You are the blood that ruin through my veins
There are more and more conflicts
Even without the threat of nuclear games
Civilized economy and technology
Did not bear the green and peace movement
Let us sing
For the world of green and peace
Let us sing
For the rejuvination of the universe constitution
Let’s echo the word
Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace
Sing the song for the world of green and peace
Human civilitation
Witness how greed ruins natures harmony
The earth shaltering the atmosphere is heating up
The stars would never shine
The beginning of the millenium
Bring war criminals
Witness Bosnia, Somalia, Palestine
Watch the world crumbles plagued by terrorism
Singing together
Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace
The sun, the earth, the moon and the stars
You are the witness for the universe constitution
Constitution and democracy made by the men
Could never solve problems world conflict
Bunga Matahari
Djody, Doddy & Joki. S (Album Kantata Samsara 1998)
Embun selembut wajahmu
Fajar secerah senyummu
Merdu burung bernyanyi
Merdu janji janjimu
Kau tumpahkan cintamu
Bergelora jiwa jantanku
Berjanji setubuhi indraku
Matahari seindah kasihmu
Kuberikan segalanya oh jantung hatiku
Kukorbankan kurelakan
Demi bunga matahariku
Tetapi kini semua
Hampa karena kau terbang
Sebagai angin senja
Bunga matahariku
Bunga mata hatiku
Sirnalah impian indahku
Retaklah daya cinta
Kau sirnakan lautan
Kasih sayangku ini
Kau ratakan gunung cinta
Bunga bunga hatiku
Matahariku
Halilintar getarkan jiwaku
Bergetar dibelah asmara
Kurelakan kukorbankan
Segala galanya
Aku masih tetap tegar
Diterjang badai asmara
Bunga mata hatiku
Bunga matahariku
Bunga mata hatiku
Bunga matahariku
Panji Panji Demokrasi
Jabo & Doddy (Album Kantata Samsara 1998)
Panji panji demokrasi
Apa sudah mati ?
Dewa dewa keadilan
Tinggal bayangan
Mata mata kesadaran
Di nina bobok kan
Kenapa hukum tak pernah
Menyentuh yang diatas
Pu tipu saling menipu
Kat sikat saling menyikat
Lah salah menjadi benar
Ngung bingung hidup menjadi bingung
Celaka
Menangis panji panji demokrasi
Panji panji demokrasi
Penuh luka berdarah
Jatuh menetes ke bumi
Membangunkan kesadaran
Pu tipu saling menipu
Kat sikat saling menyikat
Lah salah menjadi benar
Ngung bingung hidup semakin bingung
Celaka
Menangis panji panji demokrasi
Panji panji demokrasi sedang menangis
Panji panji demokrasi sedang mengemis
Nyanyian Preman
Iwan Fals, W.S Rendra, Jabo & Joki. S (Album Kantata Samsara 1998)
Wajahku disabet angin jadi tembaga
Ketombe dirambut celana kusut
Umurku ditelan jalan dalam kembara
Impian dirumput ah cerita butut
Addressku pojokan jalan tapi merdeka
Hidupku bersatu bersama rakyat
Jiwaku menolak menjadi kuku garuda
Hatiku setia meskipun cacat
Ooh ooh
Ya ya ya ya ya ya ya
T K W
Susu macan
Ijasah SD
Pengalaman
T K W
Susu macan
Ijasah SD
Pengalaman
Kugenggam nasibku mantap tanpa sesalan
Bapakku mentari bundaku jalan
Hidupku berlangsung tanpa buku harian
Berani konsekuen pertanda jantan
( Minuman pun ditenggak... Glegek huah )
Asmaragama
Iwan Fals, W.S Rendra, Djody & Joki. S (Album Kantata Samsara 1998)
Aku ingin menurunkan bulan
Lenganku pendek
Pertolongan apa yang bisa kuharapkan ?
Aku menari menghadang angin
Mencari jala atau jaring
Asmaragama mengacaukan nafasku
Mendam birahi gua siluman
Benda jaya ingin ku singgahkan
Bertapa sampai tuntas air kehidupan
Dan sang rembulan wajah kencana
Yang penuh rahasia
Dengan tuntutan yang takkan terlaksanakan
Oh bulan oh bara asmara
Tak tersisakah kenanganmu sedikit juga ?
Gelepar ikan di peraduan
Kijang mengerang di alam mimpi
Gada perkasa dalam khayal bidadari
Oh rembulan
Oh asmaragama
Mengapa kau belah hatiku ?
Oh rembulan
Oh asmaragama
Aku tetap tegar dibelah asmara
Songsonglah
Iwan Fals (Album Kantata Samsara 1998)
Lepaslah
Lepaslah belenggu ragu
Yang membelit hati
Langkahlah
Melangkah dengan pasti
Menuju gerbang baru
Songsonglah
Songsonglah gelombang waktu
Berenang dengan tenang
Tangis bayi baru lahir
Memecah hari yang berat
Ibunya pasrah berdarah
Beban hidup kian bertambah
Namun harapan juga bertambah
Sang ayah tak mampu berkata
Mendengar
Mendengar suara gaduh
Hatinya terluka
Melihat
Melihat wajah murung
Air matanya berlinang
Merasa
Merasa telah tiba
Saat yang ditunggu tunggu
Lagu Buat Penyaksi
Iwan Fals (Album Kantata Samsara 1998)
Matinya seorang penyaksi
Bukan matinya kesaksian
Tercatat direlung jiwa
Menjadi bara membara
Duka cita terdalam
Hari ini kisahmu abadi
Berbaringlah kawan
Berbaringlah dengan tenang
Matinya seorang wartawan
Bukan matinya kebenaran
Tercatat dengan kata sakti
Menjadi benih yang murni
Duka cita terdalam
Hari ini kisahmu abadi
Berbaringlah kawan
Berbaringlah dengan tenang
Anak Zaman
Iwan Fals, Djody, Jabo & Jockie (Album Kantata Samsara 1998)
Aku tanamkan benih hidup
Aku sirami dengan doa
Tumbuh tumbuhlah pohon kehidupan
Mekar mekarlah bunga harapan
Burung terbang menelan bintang
Dingin mencekam menakutkan
Bunga bunga api menari nari
Waspada waspadalah pancaroba
Hari baru telah datang
Bunga bunga masa depan
Telah datang perubahan
Bintang bintang anak zaman
Langgam Lawu
Iwan Fals, Doddy, Jabo & Jockie (Album Kantata Samsara 1998)
Dengarlah suara bening dalam hatimu
Biarlah nuranimu berbicara
Lihatlah puncak gunung menjulang tinggi
Perkasa menghadapi badai hidup
Dalang melenggang di pasar baru
Cari wayang yang mau jadi dalang
Main silat pakai sepatu
Sepatu bot buatan Jepang
E walah gunung Lawu langite wungu
Golek wahyu endasku ngelu
Kupu kupu terbang datang
Dikaki gunung Lawu
Dinaungi awan
Dalang melenggang mencari pacar baru
Wayang pusing pakai topeng berwarna belang
Rokok menyan mengebul memanggil hantu
Pohon beringin dibonsai membayar hutang
E walah bapak pucung menari nari
Bernyanyi kami akan terus bernyanyi
Kupu kupu terus datang
Dikaki gunung Lawu
Satu warna satu tujuan
Dengarlah suara bening dalam hatimu
Biarlah nuranimu berbicara
Lihatlah puncak gunung menjulang tinggi
Perkasa menghadapi badai hidup
Pangeran Brengsek
Iwan Fals, Djody, Jabo & Jockie (Album Kantata Samsara 1998)
Pangeran brengsek gudel ngepet
Suka nyopet mati disantet
Pangeran brengsek gegar otak
Padahal jelas tak punya otak
Aku seperti monyet botak
Monyet botak seperti aku
Monyet botak seperti gudel
Gudel ngepet seperti pangeran
Oh ya
Ngaku dermawan suka nyopet
Oh ya
Ee ee ati ati disantet
Sudah kubilang jangan protes
Pangeran brengsek
Sudah kubilang jangan nyopet
Pangeran brengsek sek sek sek sek
Pangeran brengsek suka nggelek
Pingin jadi caleg tapi gebleg
Jual tampang dikoran koran
Ha ha ha pahlawan kesiangan
Oh ya
Ngaku dermawan suka nyopet
Oh ya
Ee ee ati ati disantet
Sudah kubilang jangan protes
Pangeran brengsek
Sudah kubilang jangan nyopet
Pangeran brengsek
Senang bernyanyi kaya Sengkuni
Senang berkhotbah kaya Dorna
Ngomongnya ngaco co co co co co
Sek sek sek sek sek sek sek sek sek,...
Selengkapnya...
galang ranbu anarki
galang rambu anarki anakku
lahir awal bulan januari menjelang pemilu
galang rambu anarki dengarlah terompet tahun baru menyambutmu
galang rambu anarki ingatlah tangisan pertamamu
ditandai bbm membumbung tinggi
maafkan ke dua orang tuamu
kalau tak mampu beli susu
bbm naik tinggi susu tak terbeli
orang pintar tarik subsidi
mungkin bayi kurang gizi
galang rambu anarki anakku
cepatlah besar matahari
menangis yg keras janganlah ragu
tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
doa kami dinadimu,..>>>><<>>>>??????
Selengkapnya...
sore tugu pancora
sibudi kecil kuyup menggigil
menahan dingin tanpa jas hujan
disamping jalan tugu pancora
tunggu pembeli jajakan koran
menjelang magrib hujan tak reda
sibudi murung menghitung laba
surat kabar sore di jual malam
selepas isak melangkahpulang
anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
anak sekecil itu tidak sempat nikmati waktu
dipaksa pecahkan karang lemah jarimu
tergepar cepat langkah waktu pagi menunggu sibudi
sibuk siapkan buku tugas dari sekolah selesai setengah
sanggupkah sibudi diami 2 sisi
,...>>>><<<>>>??????
Selengkapnya...
album "best of the best"
Kemesraan
Iwan Fals & Franky S. (Album Single 1988)
Suatu hari
Dikala kita duduk ditepi pantai
Dan memandang
Ombak dilautan yang kian menepi
Burung camar
Terbang bermain diderunya air
Suara alam ini
Hangatkan jiwa kita
Sementara
Sinar surya perlahan mulai tenggelam
Suara gitarmu
Mengalunkan melodi tentang cinta
Ada hati
Membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa
Tercurah saat itu
Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Ingin kukenang selalu
Hatiku damai
Jiwaku tentram disampingmu
Hatiku damai
Jiwaku tentram bersamamu
Bersamamu
Orang Pinggiran
Iwan Fals, Ian Antono & Franky S. (Album Single 1995)
Orang pinggiran
Ada di trotoar
Ada di bis kota
Ada di pabrik pabrik
Orang pinggiran
Di terik mentari
Di jalan becek
Menyanyi dan menari
Lagunya nyanyian hati
Tarinya tarian jiwa
Seperti tangis bayi dimalam hari
Sepinya waktu kala sendiri
Sambil berbaring meraih mimpi
Menatap langit langit tak perduli
Sebab esok pagi kembali
Orang pinggiran
Didalam lingkaran
Berputar putar
Kembali kepinggiran
Lagunya nyanyian hati
Tarinya tarian jiwa
Seperti tangis bayi dimalam hari
Sepinya waktu kala sendiri
Sambil berbaring meraih mimpi
Menatap langit langit tak perduli
Sebab esok pagi kembali
Orang pinggiran
Bukan pemalas
Orang pinggiran
Pekerja keras
Orang pinggiran
Tidak mengeluh
Orang pinggiran
Terus melenguh
Entah
Iwan Fals ( Album Ethiopia 1986 )
Entah mengapa
Aku tak berdaya
Waktu kau bisikkan
Jangan aku kau tinggalkan
Tak tahu dimana
Ada getar terasa
Waktu kau katakan
Ku butuh dekat denganmu
Seperti biasa
Aku diam tak bicara
Hanya mampu pandangi
Bibir tipismu yang menari
Seperti biasa
Aku tak sanggup berjanji
Hanya mampu katakan
Aku cinta kau saat ini
Entah esok hari
Entah lusa nanti
Entah
Sungguh mati betinaku
Aku tak mampu beri sayang yang cantik
Seperti kisah cinta di dalam komik
Sungguh mati betinaku
Buang saja angan angan itu
Lalu cepat peluk aku
Lanjutkan saja langkah kita
Rasalah
Rasalah
Apa yang terasa
Mata Indah Bola Ping Pong
Iwan Fals ( Album Wakil Rakyat 1987 )
Pria mana yang tak suka
Senyummu juwita
Kalau ada yang tak suka
Mungkin sedang goblok
Engkau baik
Engkau cantik
Kau wanita
Aku cinta
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Hidungmu yang aduhai
Engkau baik
Engkau cantik
Kau wanita
Aku puja
Jangan marah kalau kugoda
Sebab pantas kau digoda
Salah sendiri kau manis
Punya wajah teramat manis
Wajar saja kalau kuganggu
Sampai kapan pun kurindu
Lepaskan tawamu nona
Agar tak murung dunia
Engkau baik
Engkau cantik
Kau wanita
Aku cinta
Aku puja
Kau betina
Bukan gombal
Aku yang gila
Jangan marah kalau kugoda
Sebab pantas kau digoda
Salah sendiri kau manis
Punya wajah teramat manis
Wajar saja kalau kuganggu
Biar mampus aku rindu
Lepaskan tawamu nona
Agar tak murung dunia
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Hidungmu yang aduhai
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Bibirmu yang aduhai
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Pipimu yang aduhai
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Jidatmu yang aduhai
Kumenanti Seorang Kekasih
Iwan Fals / Yoesyono ( Album Barang Antik 1984 )
Bila mentari bersinar lagi
Hatiku pun ceria kembali (asyik)
Kutatap mega tiada yang hitam
Betapa indah hari ini
Kumenanti seorang kekasih
Yang tercantik yang datang dihari ini
Adakah dia akan selalu setia
Bersanding hidup penuh pesona harapanku
Jangan kau tak menepati janji
Datanglah dengan kasihmu
Andai kau tak datang kali ini
Punah harapanku
Ethiopia
Iwan Fals (Album Ethiopia 1986)
Dengar rintihan berjuta kepala
Waktu lapar menggila
Hamparan manusia tunggu mati
Nyawa tak ada arti
Kering kerontang meradang
Entah sampai kapan
Datang tikam nurani
Selaksa doa penjuru dunia
Mengapa tak rubah bencana
Menjerit Afrika mengerang Ethiopia
Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia
Derap langkah sang penggali kubur
Angkat yang mati dengan kelingking
Parade murka bocah petaka
Tak akan lenyap kian menggema
Nafas orang-orang disana
Merobek telinga
Telanjangi kita
Lalat-lalat berdansa cha cha cha
Berebut makan dengan mereka
Tangis bayi ditetek ibunya
Keringkan air mata dunia
Obrolan kita dimeja makan
Tentang mereka yang kelaparan
Lihat sekarat dilayar TV
Antar kita pergi ke alam mimpi
Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia
” Disana terlihat ribuan burung nazar...
Terbang disisi iga iga yang keluar...
Jutaan orang memaki takdirnya...
Jutaan orang mengutuk nasibnya...
Jutaan orang marah...
Jutaan orang tak bisa berbuat apa apa... “
” Setiap detik selalu saja ada yang merintih...
Setiap menit selalu saja ada yang mengerang...”
Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia
“ Aku dengar jeritmu dari sini...
Aku dengar...
Aku dengar tangismu dari sini...
Aku dengar... “
” Namun aku hanya bisa mendengar...
Aku hanya bisa sedih...
Hitam kulitmu...
Sehitam nasibmu kawan... ”
” Waktu kita asik makan...
Waktu kita asik minum...
Mereka haus...
Mereka lapar...
Mereka lapar...
Mereka lapar... “
Pesawat Tempurku
Iwan Fals ( Album ‘1910’ 1988 )
Waktu kau lewat
Aku sedang mainkan gitar
Sebuah lagu yang kunyanyikan
Tentang dirimu
Seperti kemarin
Kamu hanya lemparkan senyum
Lalu pergi begitu saja
Bagai pesawat tempur
Hei kau yang manis
Singgahlah dan ikut bernyanyi
Sebentar saja nona
Sebentar saja hanya sebentar
Rayuan mautku
Tak membuat kau jadi galak
Bagai seorang diplomat ulung
Engkau mengelak
Kalau saja aku bukanlah penganggur
Sudah kupacari kau
Jangan bilang tidak bilang saja iya
Iya lebih baik daripada kau menangis
Penguasa penguasa
Berilah hambamu uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Penguasa penguasa
Berilah hambamu uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Oh ya andaikata
Dunia tak punya tentara
Tentu tak ada perang
Yang banyak makan biaya
Oh oh ya andaikata
Dana perang buat diriku
Tentu kau mau singgah
Bukan cuma tersenyum
Kalau hanya senyum yang engkau berikan
Westerling pun tersenyum
Bersinggahlah sayang pesawat tempurku
Mendarat mulus didalam sanubariku
Penguasa penguasa
Berilah hambamu uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Penguasa penguasa
Berilah hambamu uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Beri hamba uang
Galang Rambu Anarki
Iwan Fals ( Album Opini 1982 )
Galang Rambu Anarki anakku
Lahir awal Januari
Menjelang pemilu
Galang Rambu Anarki dengarlah
Terompet tahun baru
Menyambutmu
Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu
Ditandai BBM membumbung tinggi
Maafkan kedua orang tuamu kalau
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Mungkin bayi kurang gizi
Galang Rambu Anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Galang Rambu Anarki dengarlah
Terompet tahun baru
Menyambutmu
Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu
Ditandai BBM melambung tinggi
Maafkan kedua orang tuamu kalau
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Anak kami kurang gizi
Galang Rambu Anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Hantamlah sombongnya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Surat Buat Wakil Rakyat
Iwan Fals ( Album Wakil Rakyat 1987 )
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Disana di gedung DPR
Wakil rakyat kumpulan orang hebat
Bukan kumpulan teman teman dekat
Apalagi sanak famili
Dihati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Dikantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang sampai Merauke
Saudara dipilih bukan di lotere
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam juara he eh juara hahaha
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Disana di gedung DPR
Dihati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”
Belum Ada Judul
Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 )
Pernah kita sama sama susah
Terperangkap didingin malam
Terjerumus dalam lubang jalanan
Digilas kaki sang waktu yang sombong
Terjerat mimpi yang indah
Lelah
Pernah kita sama sama rasakan
Panasnya mentari hanguskan hati
Sampai saat kita nyaris tak percaya
Bahwa roda nasib memang berputar
Sahabat masih ingatkah
Kau
Sementara hari terus berganti
Engkau pergi dengan dendam membara
Dihati
Cukup lama aku jalan sendiri
Tanpa teman yang sanggup mengerti
Hingga saat kita jumpa hari ini
Tajamnya matamu tikam jiwaku
Kau tampar bangkitkan aku
Sobat
Sementara hari terus berganti
Engkau pergi dengan dendam membara
Dihati
Lancar
Iwan Fals ( Album Lancar 1987 )
Sejak palapaku mengorbit ke angkasa
Kemajuan teknologiku semakin menggila
Komunikasipun bertambah mudah
Walau itu jauh di luar kota
Disana sini dan dimana mana
Terlihat berita tentang pembangunan
Terciptalah kini pemerataan
Bangsaku kini telah dipintu kemajuan
Tinggal semua perlu kesadaran
Jangan kita berpangku tangan
Teruskan hasil perjuangan
Dengan jalan apa saja yang pasti kita temukan
Asal jangan pembangunan
Dijadikan korban
Asal jangan pembangunan
Hanya untuk si tuan Polan
Disana sini dan dimana mana
Terlihat berita tentang pembangunan
Terciptalah kini pemerataan
Bangsaku kini sudah diambang kemajuan
Tinggal semua perlu kesadaran
Jangan kita berpangku tangan
Teruskan hasil perjuangan
Dengan jalan apa saja yang pasti kita temukan
Asal jangan pembangunan
Dibuat kesempatan
Asal jangan pembangunan
Dijadikan korban
Asal jangan pembangunan
Bikin resah kaum susah
Asal jangan pembangunan
Bikin mandul hutan gundul
Asal jangan pembangunan
Bikin gendut kulit perut
Asal jangan pembangunan
Bikin subur kaum makmur
Asal jangan pembangunan
Bikin kotor meja kantor
Asal jangan pembangunan
Buat senang cacing cacing
Celoteh Camar Tolol Dan Cemar
Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )
Api menjalar dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang
Sejuta lumba lumba mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas Dua tenggelam
Asap kematian
Dan bau daging terbakar
Terus menggelepar dalam ingatan
Hatiku rasa
Bukan takdir tuhan
Karena aku yakin itu tak mungkin
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Bukan bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri
Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar
Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal
Tampomas sebuah kapal bekas
Tampomas terbakar di laut lepas
Tampomas tuh penumpang terjun bebas
Tampomas beli lewat jalur culas
Tampomas hati siapa yang tak panas
Tampomas kasus ini wajib tuntas
Tampomas koran koran seperti amblas
Tampomas pahlawanmu kurang tangkas
Tampomas cukup tamat bilang naas
Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu
Iwan Fals ( Album Opini 1982 & Album AAKDBP 1988 )
Tabir gelap yang dulu hinggap
Lambat laun mulai terungkap
Labil tawamu tak pasti tangismu
Jelas membuat aku sangat ingin mencari
Apa yang tersembunyi
Dibalik manis senyummu
Apa yang tersembunyi
Dibalik bening dua matamu
Dapat kutemui mengapa engkau tak pasti
Lalu aku coba untuk mengerti
Saat engkau tiba disimpang jalan
Lalu kau bimbang untuk tentukan arah mana dekat tujuan
( kau bimbang tentukan arah tujuan )
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Sugali
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )
Sua sua sua suara berita
Tertulis dalam koran
Tentang seorang lelaki yang sering keluar masuk bui
Jadi buronan polisi
Dar der dor suara senapan
Sugali anggap petasan
Tiada rasa ketakutan punya ilmu kebal senapan
Semakin lupa daratan
Lihat sugali menari
Di lokasi WTS kelas teri
Asik lembur sampai pagi
Usai garong hambur uang peduli setan
Di di du Di du da di du
Di di du di du du
Di di du Di du da di du
Di du da di du di da di du di da du
Ramai gunjing tentang dirimu
Yang tak juga hinggap rasa jemu
Suram hari depanmu
Rasa was was mata beringas
Menunggu datang peluru yang panas
Di waktu hari naas
Oh bisik jangkrik ditengah malam
Tenggelam dalam suara letusan
Kata berita di mana mana
Tentang Sugali tak tenang lagi dan lari sembunyi
Tar ter tor suara senapan
Sugali anggap petasan
Tiada rasa ketakutan punya ilmu kebal senapan
Sugali makin keranjingan
Lihat sugali menari
Di lokasi WTS kelas teri
Asik joget sampai lecet
Genit gelitik cewek binal paling busyet
Di di du Di du da di du
Di di du di du du
Di di du Di du da di du
Di du da di du di da di du di da du
Tikus Tikus Kantor
Iwan Fals ( Album Ethiopia 1986 )
Kisah usang tikus tikus kantor
Yang suka berenang di sungai yang kotor
Kisah usang tikus tikus berdasi
Yang suka ingkar janji lalu sembunyi
Dibalik meja teman sekerja
Didalam lemari dari baja
Kucing datang cepat ganti muka
Segera menjelma bagai tak tercela
Masa bodoh hilang harga diri
Asal tak terbukti ah tentu sikat lagi
Tikus tikus tak kenal kenyang
Rakus rakus bukan kepalang
Otak tikus memang bukan otak udang
Kucing datang tikus menghilang
Kucing kucing yang kerjanya molor
Tak ingat tikus kantor datang menteror
Cerdik licik tikus bertingkah tengik
Mungkin karena sang kucing pura pura mendelik
Tikus tau sang kucing lapar
Kasih roti jalanpun lancar
Memang sial sang tikus teramat pintar
Atau mungkin si kucing yang kurang ditatar
Mimpi yang Terbeli lyrics
Karya : Iwan Fals ( album ‘1910’ 1988 )
Berjalan di situ
Di pusat pertokoan
Melihat-lihat barang-barang
Yang jenisnya beraneka ragam
Cari apa di sana
Pasti tersedia
Asal uang di kantong cukup
Tentu tak ada soal
Aku ingin membeli
Kamu ingin membeli
Kita ingin membeli
Semua orang ingin membeli
Apa yang dibeli ?
Mimpi yang terbeli
Sebab harga barang tinggi
Tiada pilihan selain mencuri
Sampai kapan mimpi mimpi itu kita beli ?
Sampai nanti sampai habis terjual harga diri
Sampai kapan harga harga itu melambung tinggi ?
Sampai nanti sampai kita tak bisa bermimpi
Segala produksi ada disini
Menggoda kita untuk memiliki
Hari hari kita berisi hasutan
Hingga kita tak tahu diri sendiri
Melihat anak kecil
Mencuri mainan
Yang harganya tak terjangkau
Oleh bapaknya yang maling
Sarjana Muda
Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Berjalan seorang pria muda
Dengan jaket lusuh dipundaknya
Disela bibir tampak mengering
Terselip sebatang rumput liar
Jelas menatap awan berarak
Wajah murung semakin terlihat
Dengan langkah gontai tak terarah
Keringat bercampur debu jalanan
Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Mengandalkan ijazahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
Tuk jaminan masa depan
Langkah kakimu terhenti
Didepan halaman sebuah jawatan
Terjenuh lesu engkau melangkah
Dari pintu kantor yang diharapkan
Terngiang kata tiada lowongan
Untuk kerja yang didambakan
Tak perduli berusaha lagi
Namun kata sama kau dapatkan
Jelas menatap awan berarak
Wajah murung semakin terlihat
Engkau sarjana muda
Resah tak dapat kerja
Tak berguna ijazahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
Sia sia semuanya
Setengah putus asa dia berucap... maaf ibu...
Guru Umar Bakri
Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Tas hitam dari kulit buaya
Selamat pagi berkata bapak Umar Bakri
Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali
Tas hitam dari kulit buaya
Mari kita pergi memberi pelajaran ilmu pasti
Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu
Laju sepeda kumbang dijalan berlubang
Selalu begitu dari dulu waktu jaman Jepang
Terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang
Banyak polisi bawa senjata berwajah garang
Bapak Umar Bakri kaget apa gerangan?
“Berkelahi pak!” jawab murid seperti jagoan
Bapak Umar Bakri takut bukan kepalang
Itu sepeda butut dikebut lalu cabut kalang kabut (Bakri kentut)
cepat pulang
Busyet... standing dan terbang
Umar Bakri Umar Bakri
Pegawai negeri
Umar Bakri Umar Bakri
Empat puluh tahun mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati
Umar Bakri Umar Bakri
Banyak ciptakan menteri
Umar Bakri
Profesor dokter insinyurpun jadi
(Bikin otak orang seperti otak Habibie)
Tapi mengapa gaji guru Umar Bakri
Seperti dikebiri
Bakri Bakri
Kasihan amat loe jadi orang
Gawat
Aku Sayang Kamu
Karya : Iwan Fals ( Album Aku Sayang Kamu 1986 )
Susah susah mudah kau kudekati
Kucari engkau lari kudiam kau hampiri
Jinak burung dara justru itu kusuka
Bila engkau tertawa hilang semua duka
Gampang naik darah omong tak mau kalah
Kalau datang senang nona cukup ramah
Bila engkau bicara persetan logika
Sedikit keras kepala ah dasar betina
Ku suka kamu
Sungguh suka kamu
Ku perlu kamu
Sungguh perlu kamu
Engkau aku sayang sampai dalam tulang
Banyak orang bilang aku mabuk kepayang
Aku cinta kamu bukan cinta uangmu
Aku puja selalu setiap ada waktu
Ku suka kamu
Sungguh suka kamu
Ku perlu kamu
Sungguh perlu kamu
Langsat kuning cina warna kulit nona
(Rambut kepang dua kadang ekor kuda)
Bibir merah muda lesung pipit pun ada
Wajah cukup lumayan dapat poin enam
Kalau nona berjalan rembulan pun padam
Sore Tugu Pancoran
Karya : Iwan Fals ( Album Sore Tugu Pancoran 1985 )
Si Budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan tugu pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran
Menjelang maghrib hujan tak reda
Si Budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas isya melangkah pulang
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepang
Cepat langkah waktu pagi menunggu
Si Budi sibuk siapkan buku
Tugas dari sekolah selesai setengah
Sanggupkah si Budi diam di dua sisi,....
Selengkapnya...
album "suara hati"
Suara Hati
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 & In Collaboration 2003 )
Apa kabar suara hati?
Sudah lama baru terdengar lagi
Kemana saja suara hati?
Tanpa kau sepi rasanya hati
Kabar buruk apa kabar baik?
Yang kau bawa mudah mudahan baik
Dengar dengar dunia lapar
Lapar sesuatu yang benar
Suara hati
Kenapa pergi?
Suara hati
Jangan pergi lagi
Suara hati
Kenapa pergi?
Suara hati
Jangan pergi lagi
Ku dengarkah orang orang yang menangis?
Sebab hidupnya dipacu nafsu
Kau rasakah sakitnya orang yang terlindas?
Oleh derap sepatu pembangunan
Kau lihatkah pembantaian?
Demi kekuasaan yang secuil
Kau tahukah alam yang kesakitan?
Lalu apa yang akan kau suarakan?
Suara hati
Kenapa pergi?
Suara hati
Jangan pergi lagi
Suara hati
Kenapa pergi?
Suara hati
Jangan pergi lagi
Jangan pergi lagi
Untukmu Negeri
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 )
Perihnya masih terasa
Sakitnya tak terhingga
Nafsu ingin berkuasa
Sungguh mahal ongkosnya
Apapun yang kan terjadi
Aku tak akan lari
Apalagi bersembunyi
Tak kan pernah terjadi
Air mata darah telah tumpah
Demi ambisi membangun negeri
Kalaulah ini pengorbanan
Tentu bukan milik segelintir orang
Belum cukupkah semua ini
Apakah tidak berarti
Lihatlah wajah ibu pertiwi
Pucat letih dan sedihnya berkarat
Berdoa terus berdoa
Hingga mulutnya berbusa busa
Ludahnya muncrat saking kecewa
Ibu pertiwi hilang tawanya
Tak percaya masih ada cinta
Seluruh hidupku jadi siaga
Pagar berduri kutancapkan dihati
Untukmu negeri
Yang telah memberi arti
Untukmu negeri
Yang telah melukai ibu kami
Untukmu negeri
Yang telah merampas anak kami
Untukmu negeri
Yang telah memperkosa saudara kami
Untukmu negeri
Waspadalah
Untukmu negeri
Bangkitlah
Untukmu negeri
Bersatulah
Untukmu negeri
Sejahteralah kamu negeriku
Sejahteralah kamu
Perihnya masih terasa
Sakitnya tak terhingga
Dendam Damai
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 )
Tak habis pikir aku tak mengerti
Mengapa ada orang yang senang membunuh ?
Hanya karena uang semata
Atau demi kuasa dan nama
Bagi kita rakyat biasa
Tak berdaya ditodong senjata
Mencuri hidup yang hanya sekali
Hanya berdoa yang kita bisa
Dendam dendam celaka
Menghasut kita tak jemu menggoda
Damai damai dimana
Bersembunyi tak ada wujudnya
Kapan berakhirnya situasi seperti ini ?
Tidak bisakah kita saling berpelukan ?
Bukankah indah hidup bersama
Saling berbagi saling menyinta
Terasa hangat sampai ke jiwa
Memancar ke penjuru dunia
Jangan goyah percayalah teman
Perang itu melawan diri sendiri
Selamat datang kemerdekaan
Kalau kita mampu menahan diri
Dendam dendam celaka
Menghasut kita tak jemu menggoda
Damai damai dimana
Bersembunyi tak ada wujudnya
Kapan berakhirnya situasi seperti ini ?
Tidak bisakah kita saling berpelukan ?
Tak habis pikir aku tak mengerti
Mengapa ada orang yang senang membunuh ?
Hanya karena uang semata
Atau demi kuasa dan nama
Hanya karena itu semua
Rela hancurkan tanah tercinta
Rela hancurkan tanah tercinta
Untuk Para Pengabdi
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 )
Kesetiaan masih ada
Setidaknya menjadi cita cita
Itu sebabnya aku disini
Menemanimu
Siang malam kuberjaga
Di relung hatimu di dalam benakmu
Di setiap langkahmu
Mudah mudahan begitu
Silahkan engkau tertawa
Sepuas hatimu
Ku takkan pernah berpaling
Karena hinaan itu
Bahagia rasanya
Lihat engkau bahagia
Berduka rasanya
Kalau engkau berduka
Untuk pengabdi lagu para pengabdi
Di puncak gunung di tengah tengah samudera
Di dalam rimba di kebingungan desa dan kota
Untuk pengabdi lagu para pengabdi
Di puncak gunung di tengah tengah samudera
Di dalam rimba di kebingungan desa dan kota
Kan ku temani kau
Kan ku temani kau
Kupu Kupu Hitam Putih
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 & In Collaboration 2003 )
Menunggu matahari terbit
Di musim hujan
Mendung menjadi teman
Ada juga keindahannya
Butir embun yang ada didaun
Bagai intan berlian
Lebih riang ia berkilauan
Karena matahari tertutup awan
Suara burung burung didahan
Nyanyian alam
Bekerja ia mencari makan
Ada juga yang membuat sarang
Iri aku menyaksikan itu
Tapi kutekan aku harus bersyukur
Berguru pada kenyataan
Pada makhluk Tuhan yang katanya tak berakal
Mendung datang lagi
Setelah hangat sebentar
Butir embun hilang
Aku jadi termenung
Mencari pegangan
Mencoba untuk bersandar
Langit makin hitam
Aku jadi berharap pada hujan
Kupu kupu hitam putih
Terbang di sekitarku
Melihat ia menari
Hatiku terpatri
Sepasang merpati
Bercumbu dibalik awan
Kemudian ia turun menukik
Sujud syukur padanya
Hadapi Saja
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 & In Collaboration 2003 )
Relakan yang terjadi
Tak kan kembali
Ia sudah miliknya
Bukan milik kita lagi
Tak perlu menangis
Tak perlu bersedih
Tak perlu tak perlu sedu sedan itu
Hadapi saja
Pasrah pada Ilahi
Hanya itu yang kita bisa
Ambil hikmahnya
Ambil indahnya
Cobalah menari
Cobalah bernyanyi
Cobalah cobalah mulai detik ini
Hadapi saja
Hilang memang hilang
Wajahnya terus terbayang
Berjumpa dimimpi
Kau ajak aku
Tuk menari bernyanyi
Bersama bidadari, malaikat
Dan penghuni surga
15 Juli 1996
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 )
Kalau kau datang
Hatiku senang
Berbunga bunga
Bulan dan bintang
Terangi malam
Sehabis hujan
Saling bicara
Tukar cerita
Berbagi rasa
Aku disini
Tetap di tepi
Masih bernyanyi
Dunia sedang dilanda kalut
Alam semesta seperti merintih
Kau dengarkah?
Aku tak bisa
Untuk tak peduli
Hati tersiksa
Aku bersumpah
Untuk berbuat
Yang aku bisa
Harus ada yang dikerjakan
Agar kehidupan berjalan wajar
Hidup hanya sekali wahai kawan
Aku tak mau mati dalam keraguan
Kalau kau datang
Belalang Tua
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 & In Collaboration 2003 )
Belalang tua diujung daun
Warnanya kuning kecoklat coklatan
Badannya bergoyang ditiup angin
Mulutnya terus saja mengunyah
Tak kenyang kenyang
Sudut mata kananku tak sengaja
Melihat belalang tua yang rakus
Sambil menghisap dalam rokokku
Kutulis syair
Tentang hati yang khawatir
Sebab menyaksikan
Akhir dari kerakusan
Belalang tua
Yang tak kenyang kenyang
Seperti sadar kuperhatikan
Ia berhenti mengunyah
Kepalanya mendongak keatas
Matanya melotot melihatku tak senang
Kakinya mencengkram daun
Empat didepan dua dibelakang
Bergerigi tajam
Sungutnya masih gagah menusuk langit
Berfungsi sebagai radar
Belalang tua masih saja melihat marah kearahku
Aku menjadi grogi dibuatnya
Aku tak tahu apa yang dipikirkan
Tiba tiba angin berhenti mendesir
Daun pun berhenti bergoyang
Walau hampir habis
Daun tak jadi patah
Belalang yang serakah
Berhenti mengunyah
Kisah belalang tua diujung daun
Yang hampir jatuh tetapi tak jatuh
Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah
Sebab kubilang tak kenyang kenyang
Kisah belalang tua diujung daun
Yang kakinya berjumlah enam
Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah
Sebab kubilang kamu serakah
Belalang tua diujung daun
Dengan tenang meninggalkan harta karun
Warnanya hijau kehitam hitaman
Berserat berlendir
Bulat lonjong sebesar biji kapas
Angin yang berhenti mendesir
Digantikan hujan rintik rintik
Aku yang menulis syair
Tentang hati yang khawatir
Tak tahu kapan
Kisah ini akan berakhir
Kisah belalang tua diujung daun
Yang hampir jatuh tetapi tak jatuh
Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah
Sebab kubilang tak kenyang kenyang
Kisah belalang tua diujung daun
Yang kakinya berjumlah enam
Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah
Sebab kubilang kamu serakah
Seperti Matahari
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 )
Keinginan adalah sumber penderitaan
Tempatnya didalam pikiran
Tujuan bukan utama
Yang utama adalah prosesnya
Kita hidup mencari bahagia
Harta dunia kendaraannya
Bahan bakarnya budi pekerti
Itulah nasehat para nabi
Ingin bahagia derita didapat
Karena ingin sumber derita
Harta dunia jadi penggoda
Membuat miskin jiwa kita
Ada benarnya nasehat orang orang suci
Memberi itu terangkan hati
Seperti matahari
Yang menyinari bumi
Yang menyinari bumi
Ingin bahagia derita didapat
Karena ingin sumber derita
Harta dunia jadi penggoda
Membuat miskin jiwa kita
Keinginan adalah sumber penderitaan
Di Ujung Abad
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 )
Cerita kuno tentang peperangan
Diujung abad menghantui
Setiap orang
Peralihan banyak memakan korban
Sementara segelintir tuan tuan
Tertawa girang
Kekuasaan sudah menjadi tuhan
Pengkhianatan adalah
Panglima perang
Kesetiaan jadi janji murahan
Kisah inilah dongeng tidur
Bayi bayiku
Bertahan hidup
Harus bisa bersikap lembut
Walau hati panas
Bahkan terbakar sekalipun
Keluh kesah ini
Mungkin berguna
Jadikan teman sejati
Dimedan juang
Bisa jadi kita bosan
Tapi kenyataan
Badai datang
Tak bosan-bosan
Waspadalah kawan
Perjuangan masih panjang
Cerita kuno tentang peperangan
Diujung abad menghantui
Setiap orang
Kesetiaan jadi janji murahan
Kisah inilah dongeng tidur
Bayi bayiku
Doa
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 )
Berjamaah
Menyebut asma ALLAH
Saling asah saling asih saling asuh
Berdoalah
Sambil berusaha
Agar hidup jadi tak sia sia
Badan sehat
Jiwa sehat
Hanya itu yang kami mau
Hidup berkah
Penuh gairah
Mudah mudahan ALLAH setuju
Inilah lagu pujian
Nasehat dan pengharapan
Dari hati yang pernah mati
Kini hidup kembali,....
Selengkapnya...
Kamis, 19 Mei 2011
album "in collaboration"
Sesuatu Yang Tertunda
Iwan Fals / Piyu ( Album In Collaboration With 2003 )
Disini aku sendiri
Menatap relung relung hidup
Aku merasa hidupku
Tak seperti yang ku inginkan
Terhampar begitu banyak
Warna kelam sisi diriku
Seperti yang mereka tahu
Seperti yang mereka tahu
Aku merasa disudutkan kenyataan
Menuntut diriku dan tak sanggup ku melawan
Butakan mataku semua tentang keindahan
Menggugah takutku menantang sendiriku
Temui cinta
Lepaskan rasa
Temui cinta
Lepaskan rasa
Disini aku sendiri
Masih seperti dulu yang takut
Aku merasa hidupku pun surut
Tuk tumpukan harap
Tergambar begitu rupa samar
Seperti yang kurasakan
Kenyataan itu pahit
Kenyataan itu sangatlah pahit
Aku merasa disudutkan kenyataan
Menuntut diriku dan tak sanggup ku melawan
Butakan mataku semua tentang keindahan
Menggugah takutku menantang sendiriku
Temui cinta
Lepaskan rasa
Temui cinta
Lepaskan rasa
Sudah Berlalu
Iwan Fals / Kikan ( Album In Collaboration With 2003 )
Mungkin sudah berlalu
Bersama redup senja
Kita bukanlah satu
Ku tak lagi kau puja
Kini tak akan lagi
Kuharap indah mimpi
Bila tak lagi kau resapi
Cinta hanya tuk dua hati
Jangan lagi kau ucap janji
Bila hanya kau ingkari
Senandung Lirih
Iwan Fals / Eross ( Album In Collaboration With 2003 )
Kau wanita terindah
Yang pernah kutaklukkan
Kau kenapa kau pergi
Kenapa kau pergi
Kau wanita terhebat
Yang pernah memelukku
Kau kenapa kau pergi
Kenapa kau pergi
Helai udara disekitarku
Senandung lirih namamu
Tiap sudut kota yang ku datangi
Senandung lirih namamu
Kau wanita termegah
Yang pernah kudapatkan
Kau kemana kau pergi
Kemana kau pergi
Semoga kau temukan apa yang kau cari
Yang tak kau dapatkan dari aku
Semoga kau temukan apa yang kau cari
Yang tak kau dapatkan dari aku
Helai udara disekitarku
Senandung lirih namamu
Kemana pun kau akan melangkah
Aku yang selalu mengenangmu
Kemana pun kau akan melangkah
Aku yang selalu mengenangmu
La la la la la
La la la la la
La la la la la
Ooh
Suara Hati
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 & In Collaboration 2003 )
Apa kabar suara hati?
Sudah lama baru terdengar lagi
Kemana saja suara hati?
Tanpa kau sepi rasanya hati
Kabar buruk apa kabar baik?
Yang kau bawa mudah mudahan baik
Dengar dengar dunia lapar
Lapar sesuatu yang benar
Suara hati
Kenapa pergi?
Suara hati
Jangan pergi lagi
Suara hati
Kenapa pergi?
Suara hati
Jangan pergi lagi
Ku dengarkah orang orang yang menangis?
Sebab hidupnya dipacu nafsu
Kau rasakah sakitnya orang yang terlindas?
Oleh derap sepatu pembangunan
Kau lihatkah pembantaian?
Demi kekuasaan yang secuil
Kau tahukah alam yang kesakitan?
Lalu apa yang akan kau suarakan?
Suara hati
Kenapa pergi?
Suara hati
Jangan pergi lagi
Suara hati
Kenapa pergi?
Suara hati
Jangan pergi lagi
Jangan pergi lagi
Kupu Kupu Hitam Putih
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 & In Collaboration 2003 )
Menunggu matahari terbit
Di musim hujan
Mendung menjadi teman
Ada juga keindahannya
Butir embun yang ada didaun
Bagai intan berlian
Lebih riang ia berkilauan
Karena matahari tertutup awan
Suara burung burung didahan
Nyanyian alam
Bekerja ia mencari makan
Ada juga yang membuat sarang
Iri aku menyaksikan itu
Tapi kutekan aku harus bersyukur
Berguru pada kenyataan
Pada makhluk Tuhan yang katanya tak berakal
Mendung datang lagi
Setelah hangat sebentar
Butir embun hilang
Aku jadi termenung
Mencari pegangan
Mencoba untuk bersandar
Langit makin hitam
Aku jadi berharap pada hujan
Kupu kupu hitam putih
Terbang di sekitarku
Melihat ia menari
Hatiku terpatri
Sepasang merpati
Bercumbu dibalik awan
Kemudian ia turun menukik
Sujud syukur padanya
Hadapi Saja
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 & In Collaboration 2003 )
Relakan yang terjadi
Tak kan kembali
Ia sudah miliknya
Bukan milik kita lagi
Tak perlu menangis
Tak perlu bersedih
Tak perlu tak perlu sedu sedan itu
Hadapi saja
Pasrah pada Ilahi
Hanya itu yang kita bisa
Ambil hikmahnya
Ambil indahnya
Cobalah menari
Cobalah bernyanyi
Cobalah cobalah mulai detik ini
Hadapi saja
Hilang memang hilang
Wajahnya terus terbayang
Berjumpa dimimpi
Kau ajak aku
Tuk menari bernyanyi
Bersama bidadari, malaikat
Dan penghuni surga
Belalang Tua
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 & In Collaboration 2003 )
Belalang tua diujung daun
Warnanya kuning kecoklat coklatan
Badannya bergoyang ditiup angin
Mulutnya terus saja mengunyah
Tak kenyang kenyang
Sudut mata kananku tak sengaja
Melihat belalang tua yang rakus
Sambil menghisap dalam rokokku
Kutulis syair
Tentang hati yang khawatir
Sebab menyaksikan
Akhir dari kerakusan
Belalang tua
Yang tak kenyang kenyang
Seperti sadar kuperhatikan
Ia berhenti mengunyah
Kepalanya mendongak keatas
Matanya melotot melihatku tak senang
Kakinya mencengkram daun
Empat didepan dua dibelakang
Bergerigi tajam
Sungutnya masih gagah menusuk langit
Berfungsi sebagai radar
Belalang tua masih saja melihat marah kearahku
Aku menjadi grogi dibuatnya
Aku tak tahu apa yang dipikirkan
Tiba tiba angin berhenti mendesir
Daun pun berhenti bergoyang
Walau hampir habis
Daun tak jadi patah
Belalang yang serakah
Berhenti mengunyah
Kisah belalang tua diujung daun
Yang hampir jatuh tetapi tak jatuh
Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah
Sebab kubilang tak kenyang kenyang
Kisah belalang tua diujung daun
Yang kakinya berjumlah enam
Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah
Sebab kubilang kamu serakah
Belalang tua diujung daun
Dengan tenang meninggalkan harta karun
Warnanya hijau kehitam hitaman
Berserat berlendir
Bulat lonjong sebesar biji kapas
Angin yang berhenti mendesir
Digantikan hujan rintik rintik
Aku yang menulis syair
Tentang hati yang khawatir
Tak tahu kapan
Kisah ini akan berakhir
Kisah belalang tua diujung daun
Yang hampir jatuh tetapi tak jatuh
Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah
Sebab kubilang tak kenyang kenyang
Kisah belalang tua diujung daun
Yang kakinya berjumlah enam
Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah
Sebab kubilang kamu serakah
Aku Bukan Pilihan
Iwan Fals / Pongky ( Album In Collaboration With 2003 )
Kini ku mengungkap tanya
Siapakah dirinya
Yang mengaku kekasihmu itu
Aku tak bisa memahami
Ketika malam tiba
Ku rela kau berada
Dengan siapa kau melewatinya
Aku tak bisa memahami
Aku lelaki tak mungkin
Menerimamu bila
Ternyata kau mendua
Membuatku terluka
Tinggalkan saja diriku
Yang tak mungkin menunggu
Jangan pernah memilih
Aku bukan pilihan
Selalu terungkap tanya
Benarkan kini dia
Wanita yang kukenal hatinya
Aku tak bisa memahami
Tak perlu kau memilihku
Aku lelaki
Bukan tuk dipilih
Ancur
Iwan Fals / Aziz MS ( Album In Collaboration With 2003 )
Namamu selalu kubisiki
Dalam tidurku dalam mimpiku
Setiap malam
Hangat tubuhmu melekat di kulitku
Beribu peluk beribu cium
Kita lalui
Tapi kau kabur
Dengan duda anak tiga
Pilihan ibumu
Hatiku hancur
Berserakan berhamburan
Kayak jeroannya binatang
Ya sudah
Kumenangis seadanya
Sekuat tenaga
Ya sudahlah
Kau memang setan alas
Nggak punya perasaan
ANCUUU UUUR
Doaku di akad nikahmu
Semoga si duda diracun orang
Biar terus mampus
Tapi kau kabur
Dengan duda anak tiga
Pilihan ibumu
Hatiku hancur
Berserakan berhamburan
Kayak jeroannya binatang
Ya sudah
Kumenangis seadanya
Sekuat tenaga
Ya sudahlah
Ya sudah
Kumenangis seadanya
Sekuat tenaga
Ya sudahlah
Kau memang “syaiton” alas
Ndak punya perasaan
ANCUUU UUUR
Doaku di akad nikahmu
Semoga si duda diracun orang
Biar terus mampus
Semoga si duda diracun orang
Biar terus mampus
Heh heh heh heh heh
Rinduku
Iwan Fals / Harry Roesli ( Album In Collaboration With 2003 & In Love 2005 )
Tolong rasakan ungkapan hati
Rasa saling memberi
Agar semakin erat hati kita
Jalani kisah yang ada
Ku tak pernah merasa jemu
Jika kau selalu disampingku
Begitu nyanyian rinduku
Terserah apa katamu
Rambutmu
Matamu
Bibirmu
Ku rindu
Senyummu
Candamu
Tawamu
Ku rindu
Beri aku waktu sedetik lagi
Menatap wajahmu
Esok hari ini atau nanti
Mungkin tak kembali,.....
Selengkapnya...
album "in love"
Sesuatu Yang Tertunda
Iwan Fals / Piyu ( Album In Collaboration With 2003 )
Disini aku sendiri
Menatap relung relung hidup
Aku merasa hidupku
Tak seperti yang ku inginkan
Terhampar begitu banyak
Warna kelam sisi diriku
Seperti yang mereka tahu
Seperti yang mereka tahu
Aku merasa disudutkan kenyataan
Menuntut diriku dan tak sanggup ku melawan
Butakan mataku semua tentang keindahan
Menggugah takutku menantang sendiriku
Temui cinta
Lepaskan rasa
Temui cinta
Lepaskan rasa
Disini aku sendiri
Masih seperti dulu yang takut
Aku merasa hidupku pun surut
Tuk tumpukan harap
Tergambar begitu rupa samar
Seperti yang kurasakan
Kenyataan itu pahit
Kenyataan itu sangatlah pahit
Aku merasa disudutkan kenyataan
Menuntut diriku dan tak sanggup ku melawan
Butakan mataku semua tentang keindahan
Menggugah takutku menantang sendiriku
Temui cinta
Lepaskan rasa
Temui cinta
Lepaskan rasa
Selamat Tidur Sayang
Iwan Fals / Titiek Puspa ( Album In Love 2005 )
Sayang selamat malam
Sayang selamat tidur
Sayang mimpi indah
Tentang kau dan aku
Panggil namaku sebelum tidur
Agar ku hadir dalam mimpimu
Kita kan terbang diatas awan
Berdua selalu berdua
Ijinkan Aku Menyayangimu
Iwan Fals / Rieka Roslan ( Album In Love 2005 )
Andai kau ijinkan
Walau sekejap memandang
Kubuktikan padamu
Aku memiliki rasa
Cinta yang ku pendam
Tak sempat aku nyatakan
Karena kau telah memilih
Menutup pintu hatimu
Ijinkan aku membuktikan
Inilah kesungguhan rasa
Ijinkan aku menyayangimu
Sayangku ooh
Dengarkanlah isi hatiku
Cintaku ooh
Dengarkanlah isi hatiku
Bila cinta tak menyatukan kita
Bila kita tak mungkin bersama
Ijinkan aku tetap menyayangimu
Sayangku ooh
Dengarkanlah isi hatiku
Cintaku ooh
Dengarkanlah isi hatiku
Aku sayang padamu
Ijinkan aku membuktikan
Kemesraan
Iwan Fals & Franky S. (Album Single 1988)
Suatu hari
Dikala kita duduk ditepi pantai
Dan memandang
Ombak dilautan yang kian menepi
Burung camar
Terbang bermain diderunya air
Suara alam ini
Hangatkan jiwa kita
Sementara
Sinar surya perlahan mulai tenggelam
Suara gitarmu
Mengalunkan melodi tentang cinta
Ada hati
Membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa
Tercurah saat itu
Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Ingin kukenang selalu
Hatiku damai
Jiwaku tentram disampingmu
Hatiku damai
Jiwaku tentram bersamamu
Bersamamu
Entah
Iwan Fals ( Album Ethiopia 1986 )
Entah mengapa
Aku tak berdaya
Waktu kau bisikkan
Jangan aku kau tinggalkan
Tak tahu dimana
Ada getar terasa
Waktu kau katakan
Ku butuh dekat denganmu
Seperti biasa
Aku diam tak bicara
Hanya mampu pandangi
Bibir tipismu yang menari
Seperti biasa
Aku tak sanggup berjanji
Hanya mampu katakan
Aku cinta kau saat ini
Entah esok hari
Entah lusa nanti
Entah
Sungguh mati betinaku
Aku tak mampu beri sayang yang cantik
Seperti kisah cinta di dalam komik
Sungguh mati betinaku
Buang saja angan angan itu
Lalu cepat peluk aku
Lanjutkan saja langkah kita
Rasalah
Rasalah
Apa yang terasa
Kumenanti Seorang Kekasih
Iwan Fals / Yoesyono ( Album Barang Antik 1984 )
Bila mentari bersinar lagi
Hatiku pun ceria kembali (asyik)
Kutatap mega tiada yang hitam
Betapa indah hari ini
Kumenanti seorang kekasih
Yang tercantik yang datang dihari ini
Adakah dia akan selalu setia
Bersanding hidup penuh pesona harapanku
Jangan kau tak menepati janji
Datanglah dengan kasihmu
Andai kau tak datang kali ini
Punah harapanku
10 September 2006
Yang Tersendiri
Iwan Fals / Tommy Marie ( Album Sore Tugu Pancoran 1985 )
Terhempas ku terjaga
Dari lingkar mimpi
Pada titik sepi
Suaramu terngiang
Menembus khayalku
Yang juga tentangmu
Dan ku akui tanpa kemunafikan
Ku cinta kau
Bahwasannya keakuanku bersumpah
Ku cinta kau
Bayangmu menghantui
Setiap gerakku
Dan kemauanku
Dahagaku akanmu
Matikan emosi
Juga ambisiku
Dan ku akui tanpa kemunafikan
Ku cinta kau
Bahwasannya keakuanku bersumpah
Ku cinta kau
Aku Bukan Pilihan
Iwan Fals / Pongky ( Album In Collaboration With 2003 )
Kini ku mengungkap tanya
Siapakah dirinya
Yang mengaku kekasihmu itu
Aku tak bisa memahami
Ketika malam tiba
Ku rela kau berada
Dengan siapa kau melewatinya
Aku tak bisa memahami
Aku lelaki tak mungkin
Menerimamu bila
Ternyata kau mendua
Membuatku terluka
Tinggalkan saja diriku
Yang tak mungkin menunggu
Jangan pernah memilih
Aku bukan pilihan
Selalu terungkap tanya
Benarkan kini dia
Wanita yang kukenal hatinya
Aku tak bisa memahami
Tak perlu kau memilihku
Aku lelaki
Bukan tuk dipilih
Jangan Tutup Dirimu
Iwan Fals ( Album Aku Sayang Kamu 1986 )
Dari hati yang paling dalam
Kudendangkan sebuah lagu temani sepi
Sejenak iringi nurani
Ada jarak diantara kita
Selimuti sekian waktu telah tersita
Ingin ku hilang jarak terbentang
Semoga
Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat erat
Jangan buang pelukku yang tulus
Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang haus
Jangan tutup dirimu
Buat apa kau diam saja
Bicaralah agar aku semakin tahu
Warna dirimu duhai permata
Kau mimpiku aku tak bohong
Seperti yang kau kira seperti yang selalu kau duga
Pintaku kau percayalah
Usah ragu
Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat erat
Jangan campakkan pelukku yang tulus
Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang kering
Jangan tutup dirimu
Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat erat
Jangan hancurkan pelukku yang tulus
Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang haus
Jangan tutup dirimu
Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat erat
Jangan lemparkan pelukku yang tulus
Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang kering
Jangan tutup dirimu
Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang haus
Jangan tutup dirimu
Rinduku
Iwan Fals / Harry Roesli ( Album In Collaboration With 2003 & In Love 2005 )
Tolong rasakan ungkapan hati
Rasa saling memberi
Agar semakin erat hati kita
Jalani kisah yang ada
Ku tak pernah merasa jemu
Jika kau selalu disampingku
Begitu nyanyian rinduku
Terserah apa katamu
Rambutmu
Matamu
Bibirmu
Ku rindu
Senyummu
Candamu
Tawamu
Ku rindu
Beri aku waktu sedetik lagi
Menatap wajahmu
Esok hari ini atau nanti
Mungkin tak kembali
Buku Ini Aku Pinjam
Iwan Fals ( Album ‘1910’ 1988 )
Biar tahu biar rasa
Cinta ini milik kita
Di kantin depan kelasku
Disana kenal dirimu
Yang kini tersimpan dihati
Jalani kisah sembunyi
Di halte itu kutunggu
Senyum manismu kekasih
Usai dentang bel sekolah
Kita nikmati yang ada
Seperti hari yang lain
Kau senyum tersipu malu
Ketika kusapa engkau
Genggamlah jari genggamlah hati ini
Memang usia kita muda
Namun cinta soal hati
Biar mereka bicara
Telinga kita terkunci
Biar tau biar rasa
Maka tersenyumlah kasih
Tetap langkah jangan hentikan
Cinta ini milik kita
Buku ini aku pinjam
Kan kutulis sajak indah
Hanya untukmu seorang
Tentang mimpi mimpi malam
Biar tau biar rasa
Maka tersenyumlah kasih
Tetap langkah jangan hentikan
Cinta ini milik kita
Biar tau biar rasa
Maka tersenyumlah kasih
Tetap luka jangan hentikan
Cinta ini milik kita
Cinta ini milik kita
Maaf Cintaku
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )
Ingin kuludahi mukamu yang cantik
Agar kau mengerti bahwa kau memang cantik
Ingin kucongkel keluar indah matamu
Agar engkau tahu memang indah matamu
Harus kuakui bahwa aku pengecut
Untuk menciummu juga merabamu
Namun aku tak takut untuk ucapkan
Segudang kata cinta padamu
Mengertilah
Perempuanku
Jalan masih teramat jauh
Mustahil berlabuh
Bila dayung tak terkayuh
Maaf cintaku
Aku menggurui kamu
Mengertilah
Perempuanku
Jalan masih teramat jauh
Mustahil berlabuh
Bila dayung tak terkayuh
Maaf cintaku
Aku nasehati kamu
Maaf cintaku
Aku menggurui kamu
Maaf cintaku
Aku nasehati kamu
Maaf cintaku
Aku menggurui kamu
Nyanyianmu
Iwan Fals / Yosi ( Album Barang Antik 1984 )
Kau petik gitar nyanyikan lagu
Perlahan usap hatiku
Terucap janji ku untukmu
Tenggelam ku di tembangmu
Tulikanlah kedua telingaku
Butakanlah kedua bola mataku
Agar tak kulihat dan kudengar
Kedengkian yang mungkin benam
Memang aku jatuh
Dalam cengkeramanmu
Sunggu aku minta
Teruskanlah kau bernyanyi
Kan ku dengar itu pasti
Teruskanlah kau bernyanyi
Dan jangan lagumu terhenti
Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu
Iwan Fals ( Album Opini 1982 & Album AAKDBP 1988 )
Tabir gelap yang dulu hinggap
Lambat laun mulai terungkap
Labil tawamu tak pasti tangismu
Jelas membuat aku sangat ingin mencari
Apa yang tersembunyi
Dibalik manis senyummu
Apa yang tersembunyi
Dibalik bening dua matamu
Dapat kutemui mengapa engkau tak pasti
Lalu aku coba untuk mengerti
Saat engkau tiba disimpang jalan
Lalu kau bimbang untuk tentukan arah mana dekat tujuan
( kau bimbang tentukan arah tujuan )
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Sebelum Kau Bosan
Karya : Iwan Fals ( Album Ethiopia 1984 )
Sebelum kau bosan sebelum aku menjemukan
Tolonglah ucapkan dan tolong engkau ceritakan
Semua yang indah semua yang cantik
Berjanjilah
Ciptakanlah lagu yang kau anggap merdu dik
Nyanyikan untukku sungguh aku perlu itu
Bila kau tak suka bilang saja suka
Berjanjilah
Pergilah kau pergi
Dan janganlah kembali
Bila itu kau ingini
Kumohon jangan katakan pergi
Jarak telah jauh yang sudah kita tempuh dik
Coba pikir itu sebelum tinggalkan aku
Teruslah berdusta sampai engkau muak
Berjanjilah
Yang Terlupakan
Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981 & Album Mata Dewa 1989 )
Denting piano kala jemari menari
Nada merambat pelan dikesunyian malam
Saat datang rintik hujan bersama sebuah bayang
Yang pernah terlupakan
Hati kecil berbisik untuk kembali padanya
Seribu kata menggoda seribu sesal didepan mata
Seperti menjelma waktu aku tertawa
Kala memberimu dosa
Oh maafkanlah
Oh maafkanlah
Rasa sesal didasar hati diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ku mencoba tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti
Selengkapnya...
album "manusia setengah dewa"
Desa
Iwan Fals ( Album Manusia Setengah Dewa 2004 )
Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri
Walau lahan sudah menjadi milik kota
Bukan berarti desa lemah tak berdaya
Desa adalah kekuatan sejati
Negara harus berpihak pada para petani
Entah bagaimana caranya
Desalah masa depan kita
Keyakinan ini datang begitu saja
Karena aku tak mau celaka
Desa adalah kenyataan
Kota adalah pertumbuhan
Desa dan kota tak terpisahkan
Tapi desa harus diutamakan
Di lumbung kita menabung
Datang paceklik kita tak bingung
Masa panen masa berpesta
Itulah harapan kita semua
Tapi tengkulak tengkulak bergentayangan
Tapi lintah darat pun bergentayangan
Untuk apa punya pemerintah
Kalau hidup terus terusan susah
Di lumbung kita menabung
Datang paceklik kita tak bingung
Masa panen masa berpesta
Itulah harapan kita semua
Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri
Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Ngeriku
Iwan Fals ( Album Manusia Setengah Dewa 2004 )
Bersih bersih bersih bersihlah negeriku
Malu malu malu malulah hati
Kotornya teramat gawat ya kotornya sangat
Inilah amanat yang menjadi keramat
Bersih bersih bersih bersihlah diri
Sebelum menyapu sampah dan debu debu
Nyanyian berkarat sampai ke liang lahat
Atas nama rakyat yang berwajah pucat
Negeriku negeri para penipu
Terkenal kesegala penjuru
Tentu saja bagi yang tak tahu malu
Inilah sorga sorganya sorga
Negeriku ngeriku
Busuk busuk busuk busuk bangkai tikus
Yang mati karena dihakimi rakyat
Adakah akhirat menerima dirinya
Adakah disana yang masih bisa bercanda dengan rakus
Negeriku negeri para penipu
Terkenal kesegala penjuru
Tentu saja bagi yang tak tahu malu
Inilah sorga sorganya sorga
Negeriku ngeriku
Bersih bersih bersih bersihlah negeriku
Buktikan
Iwan Fals ( Album Manusia Setengah Dewa 2004 )
Kata kata berbisa
Mulut mulut berbusa
Janji janji bertebaran
Seperti biasa dari atas panggung
Atas nama bangsa
Yang mendengar terpesona
Bahkan ada yang terkesima
Aku pun tergoda
Untuk mengikuti apa yang terjadi
Apakah memang janji hanya janji
Buktikan buktikan
Itu yang di nanti nanti
Buktikan buktikan
Kalau hanya omong
Burung beo pun bisa
Kita hidup sering terancam
Tak ada jaminan keselamatan
Kamu ngomong tentang keamanan
Tapi makin banyak penggusuran
Kita hidup sering terancam
Tak ada jaminan keselamatan
Kamu ngomong tentang kemakmuran
Tapi makin banyak pengangguran
Buktikan buktikan
Itu yang di nanti nanti
Buktikan buktikan
Kalau hanya omong
Burung beo pun bisa
Kata kata berbisa
Mulut mulut berbusa
Janji janji berhamburan
Seolah olah kami ini bodoh
Tak mengerti apa apa
Seolah olah kami ini anak kecil
Yang bisa kau bohongi sesuka hatimu
Buktikan buktikan
Itu yang di nanti nanti
Buktikan buktikan
Kalau hanya omong
Burung beo pun bisa
Buktikan buktikan
Buktikan buktikan
Buktikan buktikan
Buktikan buktikan
Politik Uang
Iwan Fals ( Album Manusia Setengah Dewa 2004 )
Boleh saja partai ribuan jumlahnya
Tapi yang menang yang punya uang
Seorang cepek ceng sudah bisa jadi presiden
Begitulah cerita yang berkembang
Gontok gontokan sudah nggak musim
Adu doku ini yang ditunggu tunggu
Pemilu tempat berpestanya uang palsu
Habis kalau nggak gitu nggak lucu
Program program berseliweran
Seperti dongeng jaman kecil dulu
Walau ternyata hanya kibul doang
Tapi kampanye bikin hati senang
Bul kibul tak kibul kibul
Kibul diadu demi perkibulan
Ini sudah dari jaman baheula
Dari jaman raja raja sampai sekarang
Uang adalah bahasa kalbu
Santapan rohani para birokrat
Tentu saja tidak semuanya
Tapi yang pasti banyak yang suka
Jangan heran korupsi menjadi jadi
Habis itulah yang diajarkan
Ideologi jadi komoditi
Bisa diekspor ke luar negeri
Uang adalah bahasa kalbu
Santapan rohani rakyat dan wakil rakyatnya
Tentu saja tidak semuanya
Tapi yang pasti banyak yang suka
Jangan heran korupsi menjadi jadi
Habis itulah yang diajarkan
Ideologi jadi dagangan
Bisa diekspor ke luar negeri
Dan Orde Paling Baru
Iwan Fals ( Album Manusia Setengah Dewa 2004 )
KKN berkembang biak sampai kelurahan
Banyak orang yang kehilangan pegangan
Perlu pemimpin yang demokratis tapi bertangan besi
Kata seorang tokoh yang baru sembuh dari sakit
Sementara rakyat tidak perduli siapa yang mimpin
Yang penting kebutuhan hidup yang wajar terpenuhi
Kelaparan kemiskinan dan pengangguran masih terjadi
Ya banyak orang yang hidup dibawah garis kemiskinan
Kota besar menjadi magnit
Karena televisi mengiming imingi
Yang jelas rakyat butuh pendidikan
Tapi pendidikan yang didapat adalah rongsokan
Soal kesehatan sulit didahulukan
Sebab bisa makan sehari sekali saja sudah hebat
Jangan tanya soal sandang dan papan
Loakan dan kontrakan lah jadi jawaban
Juga kolong jembatan
Kapan ya bisa kembali normal
Karena memang keadaan ini tidak normal
Itu sebabnya bermunculan paranormal
Seperti jamur dimusim hujan
Tutup lubang gali lubang
Falsafah hidup jaman sekarang
Sebenarnya sih dari jaman dulu
Dari jaman orde lama, orde baru
Dan sampai sekarang ini
Jaman orde paling baru
KKN berkembang biak sampai kelurahan
Banyak orang yang kehilangan pegangan
Perlu pemimpin yang demokratis tapi bertangan besi
Kata seorang tokoh yang baru sembuh dari sakit
KKN berkembang biak sampai kelurahan
Para Tentara
Iwan Fals ( Album Manusia Setengah Dewa 2004 )
Para tentara jangan pukul kami
Kami tak kuat menahan rasa sakit
Kami disini atas dasar nurani
Atas dasar akal sehat kami yang terus menjerit
Ingin berbuat
Para tentara jangan siksa teman kami
Kami tak kuat untuk membayangkan semuanya
Kami disini karena kami tahu
Mana baik mana buruk benar dan salah
Percayalah
Para tentara kamu kan manusia
Bukan robot apalagi boneka
Para tentara kamu kan beragama
Punya tuhan setidaknya punya cinta
Mengertilah
Para tentara nasib kita sama
Sama sama keras sama sama cadas
Kami mengerti kalau kamu mau mengerti
Karena hati sudah terlanjur tersiksa
Bijaksanalah
Para tentara tidakkah kau melihat
Media massa berlumuran darah
Para tentara tidakkah kau merasa
Kami muak dengan kekerasan
Oh ya berhentilah
Yang kamu banggakan
Hancur sudah
Sia sia senjatamu yang menakutkan
Sia sia kemenangan yang kau raih
Gelombang cinta gelombang kesadaran
Merobek langit yang mendung
Menyongsong hari esok yang lebih baik
Gelombang cinta gelombang kesadaran
Merobek langit yang mendung
Menyongsong hari esok yang lebih baik
Matahari Bulan Dan Bintang
Iwan Fals ( Album Manusia Setengah Dewa 2004 )
Aku sedang susah
Perang saudara didepan mata
Sana teman sini kawan
Korban sudah berjatuhan
Dimana tempatkan diri?
Banyak orang yang kehilangan diri
Wakil rakyatnya malah dagelan
Sedangkan para pakar oleng dibentur kenyataan
Penyiar TV bergetar suaranya
Rakyat yang lapar saling menerkam
Ahli agama kewalahan
Seiman kok perang?
Burung bangkai mengintip dari balik awan
Sesekali terbang diatas kepala
Sekejap menukik kedalam hati
Lalu bau kematian dihembus angin
Yang kibarkan bendera setengah tiang
Ada apa ini?
Begitu mudahnya nyawa melayang
Padahal tanpa diundang pun
Kematian pasti datang
Apakah ini karma?
Apakah ini dosa turunan?
Apakah ini upah dari kebodohan?
Aku ingin meledak
Seperti bom waktu aku terkucil
Detaknya pun ditimbun sampah
Kalau aku boleh mengeluh
Jalan masihlah jauh
Dunia kita satu
Kenapa kita tidak bersatu?
Aku sedang susah
Rasanya ingin menjadi Hanoman atau Janggo
Aku sedang susah
Ya sedang susah
Manusia Setengah Dewa
Iwan Fals ( Album Manusia Setengah Dewa 2004 )
Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini
Suara yang keluar dari dalam goa
Goa yang penuh lumut kebosanan
Walau hidup adalah permainan
Walau hidup adalah hiburan
Tetapi kami tak mau dipermainkan
Dan kami juga bukan hiburan
Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau
Tegakkan hukum setegak tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau
Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Tegakkan hukum setegak tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini
17 Juli 1996
Iwan Fals ( Album Manusia Setengah Dewa 2004 )
Gonjang ganjing gonggongan anjing
Anjing herder sampai anjing peking
Dar der dor otak digedor
Dengan pelor hati di teror
Ngeles !...
Sas sis sus dengar desas desus
Banyak kasus bikin sakit usus
Hang heng hong berita bohong
Kongkalikong sindikat king kong
Cuek aje !...
Kwek kwek kwek suara bebek
Merem melek denger geledek
Dalam benteng diadu gambreng
Bandar judi tambah mentereng
Untung banyak do’i !...
Sengkuni kilik sana sini
Kurawa dan Pandawa rugi
Dewa dewa kerjanya berpesta
Sambil nyogok bangsa manusia
Hancur !...
Hak asasi hidup disini
Tinggal kata tinggal piagam
Bukan keki bukan bukan patah hati
Sebab hukum berwajah muram
Busyet dah !...
...Habis !...
16 Juli 1996
Iwan Fals ( Album Manusia Setengah Dewa 2004 )
Kukenal kamu dari jauh
Tergetar hati melihatmu
Matamu bening
Suaramu bening
Semangatmu hening
Wajahmu lembut
Senyummu lembut
Rambutmu lepas tergerai
Terasa sejuk mengenalmu
Merdeka aku dibuaimu
Jalan yang panjang
Sebatas pandang
Kau tempuh tanpa mengeluh
Tangan terkepal
Berangkatlah kapal
Menuju dermaga sepi
Kunyanyikan hanya untukmu
Puja puji ini karena rindu
Air mata terlanjur tumpah
Membasahi tanah menjadi darah
Dipayungi mega kelabu
Aku tak peduli
Apa yang terjadi
Jangan kau pergi dariku
Akan kutemani
Ke dermaga sepi
Membelai ombak yang biru
Kau bangkitkan aku
Kupanggil kau selalu
Bertahanlah dalam gelombang
Kau buka mataku
Kau sadarkan aku
Janganlah bosan
Kunyanyikan hanya untukmu
Puja puji ini karena rindu
Air mata terlanjur tumpah
Membasahi tanah menjadi darah
Dipayungi mega kelabu
Asik Nggak Asik
Karya : Iwan Fals ( Album Manusia Setengah Dewa 2004 )
Dunia politik penuh dengan intrik
Cubit sana cubit sini itu sudah lumrah
Seperti orang pacaran
Kalau nggak nyubit nggak asik
Dunia politik penuh dengan intrik
Kilik sana kilik sini itu sudah wajar
Seperti orang adu jangkrik
Kalau nggak ngilik nggak asik
Rakyat nonton jadi supporter
Kasih semangat jagoannya
Walau tau jagoannya ngibul
Walau tau dapur nggak ngebul
Dunia politik dunia bintang
Dunia hura hura para binatang
Berjoget dengan asik
Dunia politik punya hukum sendiri
Colong sana colong sini atau colong colongan
Seperti orang nyolong mangga
Kalau nggak nyolong nggak asik
Rakyat lugu kena getahnya
Buah mangga entah kemana
Tinggal biji tinggal kulitnya
Tinggal mimpi ambil hikmahnya
Dunia politik dunia bintang
Dunia pesta pora para binatang
Asik nggak asik
Dunia politik memang asik nggak asik
Kadang asik kadang enggak disitu yang asik (katanya)
Seperti orang main catur
Kalau nggak ngatur nggak asik
Pion bingung nggak bisa mundur
Pion pion nggak mungkin kabur
Menteri, luncur, kuda dan benteng
Galaknya melebihi raja
Raja tenang gerak selangkah
Sambil menyematkan hadiah
Asik nggak asik / Politik
Asik nggak asik / Politik
Asik nggak asik
Asik nggak asik
Mungkin
Karya : Iwan Fals ( Album Manusia Setengah Dewa 2004 )
Di negeri ini apa saja bisa terjadi
Untuk mendapatkan keadilan
Kalau perlu membeli
Yang hitam bisa menjadi putih
Yang putih pun begitu
Terhadap yang benar saja sewenang wenang
Apalagi yang salah
Sebenarnya ini cerita lama
Tapi nyatanya sampai kini
Masih sama
Banyak pengacara berjaya karenanya
Pengangguran banyak acara itulah dia
Tekak tekuk hukum sudah menahun
Pengadilan bagai sarang para penyamun
Hukum mudah dipermainkan
Pasal pasalnya mulur mungkrek
Sampai kapan ini berjalan
Kok semakin hari bertambah ruwet
Kalau mau menang harus punya uang
Yang bokek tak masuk hitungan
Ada hakim dilempar sepatu
Itu artinya tak mau dimadu
Yang gila lagi
Orang gila masuk persidangan
Punya pengacara yang juga gila
Hakimnya gila
Jaksanya gila
Jangan jangan semuanya sudah gila
Termasuk dokternya
Termasuk saya
Mungkin,.....
Selengkapnya...